Sabtu, 30 Januari 2010

Diet Hati

Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalm tubuh. Hati yang sehat bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Bila hati sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius. 

Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam tubuh. Beratnya sekitar 3 pound atau 1,3 kg. Letaknya berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup besar ini setara dengan fungsinya yang cukup berat. Setidaknya lebih dari 500 pekerjaan dilakukan oleh lever. Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit. 

Dalam situs Hepatitis Foundation International disebutkan, lever bertindak sebagai mesin tubuh, dapur, penyaring, pengolah makanan, pembuangan sampah, dan malaikat pelindung. Masalahnya, hati merupakan teman yang pendiam. Manakala ada sesuatu yang salah, ia tidak mengeluh hingga terjadi kerusakan lebih jauh. 

Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat besi), dan gula, mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi penting. Juga menetralkan dan menghancurkan substansi beracun serta memetabolisme alkohol, membantu menghambat infeksi, dan mengeluarkan bakteri dari aliran darah. Sehinga dapat dibayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.

Penyebab Penyakit Hati
Beberapa penyebab penyakit hati antara lain: 
  1. Penyakit hati karena infeksi (misalnya hepatitis virus), yaitu ditularkan melalui makanan & minuman yang tekontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatn seksual, dll.
  2. Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau obat tertentu), alkohol bersifat toksik tehadap hati. Adanya penimbunan obat dalam hati (seperti acetaminophen) maupun gangguan pada metabolisme obat dapat menyebabkan penyakit hati. 
  3. Genetika atau keturunan (misalnya hemochromatosis) 
  4. Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun), penyakit autoimun merupakan penyakit yang ditimbulkan karena adanya perlawanan terhadap jaringan tubuh sendiri. Pada hepatitis autoimun umunya yang dilawan adalah sel-sel hati, sehingga terjadi peradangan yang kronis. 
  5. Kanker (misalnya Hepatocellular Carcinoma), kanker hati dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik diantaranya aflatoxin, polyvinyl chloride (bahan pembuat plastik),virus, dll. Aplatoxin merupakan racun yang diproduksi oleh Aspergillus flavus dan dapat mengkontaminasi makanan selama penyim pangan, seperti kacang-kacangan, padi & singkong terutama pada daerah tropis. Hepatitis B dana C maupun sirosis hati dapat berkembang menjadi kanker hati. 
Beberapa penyakit hati yang umum terjadi dan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi. 

Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Virus merupakan penyebab hepatitis yang paling sering,terutama virus hepatitis A,B,C,D dan E. Pada umumnya penderita hepatitis A & E dapat sembuh, sebaliknya B & C dapat menjadi kronis. Virus hepatits D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperparah keadaan penderita. 
 
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk memastikan diagnosis hepatitis karena penderita hepatitis sering tidak bergejala atau tidak gejala tidak khas.


Pemeriksaan untuk hepatitis Akut :
  • Enzim GOT, GPT 
  • Penanda hepatitis A (Anti Hav IgM)
  • Penanda hepatitis B (HGsAg, Anti HBC IgM)
  • Penanda hepatitis C (Anti HCV, HCV RNA)
  • Penanda hepatitis E (Anti HEV IgM)
Pemeriksaan untuk hepatitis kronis :
  • Enzim GOT,GPT 
  • Penanda hepatitis B (HBsAg,HBe, Anti HBc, Anti HBe, HBV DNA)
  • Penanda hepatis C (Anti HCV,HCV RNA)
Penanda imunitas :
  • Anti HAV 
  • Anti HBs 
Sirosis Hati
Sirosis hati adalah penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, aistes/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum).
 

Pemeriksaan unuk mendeteksi sirosis hati : Enzim GOT GPT (rasio GOT/GPT >1), waktu Protrombin, Protein Elektroforesis.

Kanker Hati
Kanker hati tejadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitiskronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B,C dan hemochromatosis.
 
Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker hati : AFP, PIVKA II

Perlemakan Hati
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5% dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena Steatohepatitis).
 

Pemeriksaan pada perlemakan hati :
  • Enzim GOT, GPT, Fosfatase Alkali.
Kolestasis dan Jaundice
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan produksi dan/atau pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A,D,E,K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.
 
Adanya kelebihan bilirubin dalm sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita telihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih terang.

Pemeriksaan unuk kolestasisi dan jaundice:
  • Fosfatase Alkali, Gamma GT, Bilirubin Total, Bilirubin Direk.
Hemochromatosis
Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik/keturunan.
 
Pemeriksaan laboratorium untuk hemochromatosis :
  • Transferin, Ferritin 
Tips-Tips 
Tips Bagi penderita penyakit hati
  1. Diet seimbang Jumlah kalori yang dibutuhkan sisesuaikan dengan tinggi badan, berat badan, dan aktivitas. pada keadaan tertentu diperlukan diet rendah kalori.
  2. Banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai kemampuan untuk mencegah sembelit.
  3.  Menjalankan pola hidup yang teratur. 
  4. Konsultasi dengan dokter anda. 
Tips mencegah Hepatitis
  1. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan. 
  2. Menghindari penularan melalui makanan & minuman yang terkontaminasi,suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatan seksual, dll.
  3. Bila perlu menggunakan jarum yang disposable/sekali pakai.
  4. Pemeriksaan darah donor terhadap hepatitis virus.
  5. Program vaksinasi hepatitis B
Pencegahan Penyakit Hati
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga organ hati agar tetap sehat. Pertama adalah mengurangi beban kerja hati. Perubahan sederhana dalam diet dapat membantu hal ini. Karena hati mengubah dan menghilangkan racun dari segala yang makan dan minum, diet gizi seimbang yang baik merupakan permulaan yang baik.
 
Berikut beberapa anjuran diet yang mungkin membantu:
  1. Siram sistem tubuh dengan minum delapan gelas air sehari.
  2. Pertimbangkan diet rendah lemak, rendah sodium dan tinggi serat. Hindari makan terlalu berlemak tinggi seperti makanan gorengan, kentang goreng dan sebagian besar makanan cepat saji. Makanan bermutu rendah yang diolah seperti makanan kaleng atau dibekukan dan daging dan keju proses kadang-kadang mengandung sedikit serat atau kurang gizi. Sering kali makanan tersebut mengandung banyak garam dan sebaiknya dihindari. Tetapi, tidak ada aturan yang mutlak berkaitan dengan hal ini. Makanan bermutu tinggi yang diawetkan dengan baik dan makanan yang dibekukan juga dapat mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi jika dipakai dengan hati-hati.
  3. Biasakan diri dengan kandungan dan isi makanan yang dibeli. Jika memungkinkan, makan buah dan sayuran dengan mutu terbaik, dan bahan tersebut, baik organik atau komersial, harus dicuci dengan hati-hati sebelum dimakan.
  4. Hati-hati dengan makanan apa pun jika tidak tahu sumbernya. Misalnya, beberapa jamur liar yang tampaknya aman dapat menghancurkan hati seseorang dalam beberapa hari saja.
  5. Penting untuk mempertahankan pemasukan protein dan berat badan yang cukup.
  6. Jika hati rusak, kurangi garam dalam diet. Daging cenderung mengandung banyak garam. Makanlah sayuran kaya protein. Protein hewani mencakup daging, ikan, telur, unggas dan produk susu. Daging tidak berlemak adalah yang terbaik. Buang lemak dari daging merah dan kulit dari unggas.
  7. Jangan mengkonsumsi ikan mentah atau ikan pemakan bangkai (ikan lele, dll.). Bisa jadi mereka mengandung bahan kimia dan bakteri yang membahayakan hati. Pasien dengan masalah hati terutama harus waspada terhadap segala macam kerang, karena kerang dapat menjadi sumber hepatitis A. Seseorang dengan hati yang sudah rusak atau terbebani tidak perlu mendapat tugas tambahan. Karena hati menjaga kadar glukosa, yang penting untuk fungsi otak dan sistem saraf, dianjurkan makan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering. Ini mengurangi kerja hati.
Diet Penyakit Hati
Menurut Atmarita (2005), terdapat 3 jenis diet khusus penyakit hati. Hal ini didasarkan pada gejala dan keadaan penyakit pasien. Jenis diet penyakit hati tersebut adalah Diet Hati I (DH I), Diet Hati II (DH II), dan Diet Hati III (DH III). 
 
Selain itu pada diet penyakit hati ini juga menyertakan Diet Garam Rendah I. 
  • Diet Garam Rendah I (DGR I), diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak menambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. Kadar Natrium pada Diet garam rendah I ini adalah 200-400 mg Na.
  • Diet Hati I (DH I), diet Hati I diberikan bila pasien dala keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino Acid /BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 L/hari. Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin; karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati I Garam rendah. Bila ada asites hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam Rendah I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.
  • Diet Hati II (DH II), diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II kepada pasien dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak / biasa. Protein diberikan 1 g/Kg berat badan dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna. Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila asites hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Rendah garam I.
  • Diet Hati III (DH III), diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, lemak, mi9neral dan vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya tetensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.
Tujuan Diet
Adapun tujuan Diet Hati secara umum antara lain:
  1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati, dengan cara:
  2. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan/atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
  3. Mencegah katabolisme protein.
  4. Mencegah penurunan BB atau meningkatkan BB bila kurang.
  5. Mencegah atau mengurangi asites, varises esophagus, dan hipertensi portal.
  6. Mencegah koma hepatik.
Syarat Diet
  1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/Kg BB.
  2. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energo total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang. Pemberian lemak sebanyak 45 Kg dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
  3. Protein agak tinggi, yaitu 1.25-1.5 g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein. Asupan minimal protein 0.8-1g/Kg BB, protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses.
  4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada anemia.
  5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
  6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
  7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna.
Bahan Makanan yang Dibatasi:
Bahan makanan yang dibatasi untuk Diet Hati I, II, dan III adalaha dari sumber lemak, yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.

Bahan Makanan yang tidak dianjurkan:
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I, II, III adalah makanan yang mengandung alkohol, teh atau kopi kental.
CONTOH MENU 3 HARI
Menu Hari I
Pagi
Bubur Tepung + Kinca
Selingan
Roti panggang coklat
Siang
Bubur nasi
Ikan panggang bumbu kecap
Macaroni kukus saus tomat
Bening bayam
Pepaya
Selingan
Pudding maizena
Pisang susu
Malam
Nasi Tim
Semur Ayam
Jeruk Manis
Menu Hari II
Pagi
Bubur kacang ijo
Selingan
Pudding maizena
Pepaya
Siang
Ayam suir kecap
Macaroni panggang
Cah bayam jagung
Jus apel
Selingan
Kraker selai nanas
Malam
Cah semur daging
Nasi Tim
Setup wortel
Menu Hari III
Pagi
Bubur Tepung + Kinca
Selingan
Roti saus karamel
Selingan
Pudding maizena
Pisang cokelat
Siang
Bubur nasi
Semur ayam kecap
Setup wortel
Jus Jeruk manis
Malam
Nasi Tim
Pepes Tahu
Cah Bayam Rebus
Maccaroni Schootel Ayam

Tips mencegah Hepatitis
1. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
2. Menghindari penularan melalui makanan & minuman yang terkontaminasi,suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatan seksual, dll.
3. Bila perlu menggunakan jarum yang disposable/sekali pakai
4. Pemeriksaan darah donor terhadap hepatitis virus.
5. Program vaksinasi hepatitis B

Diperbolehkan :
  • Makanan Sumber Zat Tenaga/Kalori 
  1. Beras, kentang, makaroni, bihun, havermunt
  2. Gula pasir, sirup, madu, selai
  3. Minyak margarin, mentega, santan encer
  • Makanan Sumber Protein 
  1. Daging sapi tanpa lemat, hati, ikan, ayam
  2. Telur
  3. Susu sapi, susu kental, skim, yogurt
  4. Tahu, tempe, kacang ijo
  • Makanan Sumber Pengatur (vitamin & mineral) 
  1. Semua sayuran kecuali yang menimbulkan gas seperti kol, sawi dan lobak
  2. Semua buah kecuali yang menimbulkan gas seperti nangka, duren, cipedak, apel
  • Bumbu-Bumbu
  1. Garam dapur dalam jumlah terbatas 
  2. Lada, kayu manis, bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, salam dan sereh
Yang Dibatasi, kalau perlu dihindari:
  1. Beras ketan, ubi, singkong, talas 
  2. Daging berlemak (Sapi berlemak, kambing, babi)
  3. Daging/ikan diawetkan (kornet, sosis, sarden, diasapin, diasinin, pindang)
  4. Keju
  5. Es krim
  6. Kacang merah, pasta kacang tanah
  7. Buah & Sayuran yang bergas serta buah dan sayuran asinan yang diawetkan
  8. Bumbu-bumbu kuat seperti cabe, garam tinggi (mecin, soda kue, petis, tauco, kecap asin, saus)
  9. Alkohol, beer, wisky
  10. Tape dan rokok 
  11. Terlalu lelah (workholic)/memporsir bekerja

3 komentar:

NutRi wORld mengatakan...

wow...

Anonim mengatakan...

hmm...bahaya sekali...

zona kedokteran mengatakan...

Thanks mbak..
Blognya baguuuss..
mudah-mudahan bermanfaat.

Saran aja, tolong dikasi sumber rujukannya mbak di akhir artikelnya. Biar yang mau tau lebih lengkap, atau sebagai sumber referensi, bisa liat di rujukan yg mbak sertakan.

semangat aja.. pokoknya baguuss.. blogna.

Posting Komentar